Rabu, 09 Desember 2015

Wahhh... Ini blog trnyata ga terurus lgi...saking sibuknya di dunia nyata... :)

Kamis, 27 Agustus 2015

Kue Katarisala

Bahan 1:
- 300 gram beras ketan
- 200 ml santan sedang
- 1/2 sdt garam
Bahan 2:
- 350 gram gula merah, iris halus
- 100 ml santan kental
- 7 butir telur ayam ukuran besar
- 2 sdm gula pasir.
Cara membuat:
- Rendam ketan selama 2 jam,
tiriskan
- Remas-remas ketan atau tumbuk
menggunakan lesung, hingga
ketan terbelah saja, jangan
sampai halus.
- Kukus ketan hingga 1/2 matang
- Rendam ketan dalam santan
yang sudah diberi garam, hingga
santan terserap habis.
- Masak kembali ketan hingga
matang.
- Dalam keadaan panas, ratakan
ketan dalam loyang yang alasnya
dialasi daun atau plastik khusus
makanan dan telah disemir
margarin. Sisihkan.
- Panaskan kukusan, masukkan
ketan yang sudah dicetak di
loyang. Biarkan loyang panas.
- Sementara itu kocok gula merah,
gula pasir dan telur hingga
mengembang, kalau
perlu saring adonan telur untuk
menyaring kotoran yang
berasal dari gula merah.
- Setelah disaring, kocok kembali
adonan telur hingga
mengembang, masukan santan,
kocok kembali.
- Masukkan kocokan telur di atas
ketan. Alasi tutup kukusan
dengan serbet, untuk
menghindari uap air menetes ke
adonan. Masak hingga matang.
Catatan:
- Gunanya ketan ditumbuk kasar
dan memanaskan loyang berisi
adonan ketan terlebih dulu, untuk
menghindari adonan telur
merembes ke adonan ketan.
- Sebaiknya setiap 5-7 menit tutup
kukusan dibuka untuk meniriskan
uap air dan mengontrol adonan
tidak ditetesi uap air.

Senin, 24 Agustus 2015

Manajemen Cinta

Manajemen Cinta
Tazkiyatun Nufus
oleh : Julia Ristiana
sumber : Dakwatuna.com

🌹 Fenomena keterhanyutan dan kelarutan generasi muda dalam jebakan kampanye cinta palsu beberapa tahun belakangan ini lebih merefleksikan gejala umum seperti jiwa kepenasaranan, kehausan, dan kebingungan akan Makna cinta. (Dr. setiawan budi utomo dalam manajemen cinta, dakwatuna.com, diakses pada pukul 09.12)

Allah memberikan rasa cinta, kasih dan sayang melalui apa apa yang Allah berikan kepada kita sebagai hambanya. Mulai dari penjagaan Allah kepada kita, lalu Allah yang tak henti hentinya memberikan magnet cintanya kepada kita hingga saat kita jauh Allah menegur kita dan mengajak kita untuk "Ayo sayang kembali kejalanku". Ketika Allah cemburu karena cinta kita tidak untuknya Allah menunjukkan kecemburuannya dengan menjaga kita sehalus-halusnya, memarahi kita dalam teguran yang selembut lembutnya melalui dialog hati kita.

Managemen cinta yang akan kita bahas kali ini terkait dengan makna cinta yang sekarang mulai bergeser dan tidak bisa kita atur skala prioritasnya.

Dr. Setiawan Budi dalam tulisannya tentang manajemen cinta mengatakan, "Cinta memang persoalan hati (qalbu) dan hati seperti namanya adalah bersifat labil (yataqallabu) sehingga diperlukan upaya maksimal lahir dan batin dalam pengendaliannya secara adil untuk setiap yang berhak menerimanya.

"Ada tiga perkara yang siapapun memilikinya niscaya akan merasakan kelezatan iman, barang siapa yang Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari lainnya, barang siapa yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan siapa yang benci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci di campakkan ke dalam api neraka". (HR Bukhori dan Muslim)

Percayalah proses cinta yang dinaungi keberkahan Allah itu tidaklah mudah. Karena cinta yang dikehendaki oleh islam bukanlah cinta bodoh, ataupun cinta sejati. Rela meninggalkan segala hal demi rasa cinta sehingga menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Jadi, bagaimana kita memanage cinta kita? Aku yakin setiap dari kita punya seseorang yang kita cintai. Saudara kita, orangtua kita, ataupun siapa dia yang tak boleh disebut namanya. Haha.

Cinta begitu dahsyat hingga bisa membuat seseorang yang keras hatinya, menjadi selembut angin. Buruk rupa menjadi secantik atau seganteng manusia tercantik dan terganteng di dunia. Bahkan di film kartun yang gemar saya tonton, cinta menjadi virus yang amat berbahaya dan bisa membuat seseorang tangguh berubah menjadi lemah tak berdaya.

Kenapa bisa seperti itu? Saya juga tidak tahu, engga dehh saya tahu sedikit.

Jadi, apa yang salah dari cinta? Yang salah adalah jatuh cinta. Ketika kita terjatuh dalam mencinta. Makna jatuh cinta yang kita tahu apa teman?

1. Seseorang yang membuat kita tertarik
2. Membuat kita mengingatnya dalam setiap helaan nafas kita (itu lebay)
3. Mencari pembenaran atas tindakan nya
4. Semakin dalam, terbiasa.
5. Puncaknya adalah menghendaki dia yang namanya tak boleh disebut menjadi seseorang yang selalu dekat dengan kita.

Jadi kawan, sebaiknya kita antisipasi agar hal ini tidak menjerumuskan kita kepada cinta yang melalaikan dan membuat Allah tak ridho.

Penanggulangan bencana cinta sebelum halal adalah:

1. Jaga pandanganmu kawan.
Ketika kita menjaga pandangan dunia akan merasa kalau kita cuek dengan dia yang namanya tak boleh disebut. Tapi ada cara untuk tidak cuek padanya tanpa dia tahu dan tidak jadi bahan kerja setan yaitu ketika sholat kita, kita menyebut nama nya dalam doa kita.

2. Mengurangi interaksi yang akan membuat kondisi kalian "teeeeeettttt aku bersamanya skrg dan tak bisa jika tidak memperhatikannya dan salah tingkah" pliss teman ayoo bersikap cool. Wanita bisa menyembunyikan perasaan hingga 40 tahun lamanya. coba cara ini.

Ingat!
Allah harus lebih dari manusia. Manusia gak bisa apa apa.

Ketika Zulaikha mencintai nabi Yusuf maka Allah menjauhkan nabi Yusuf darinya tp ketika Zulaikha bertaubat dan lebih mencintai Allah dari pada nabi Yusuf apa yang terjadi? Allah dekatkan Zulaikha dengan nabi Yusuf.

"Saat kau tertarik pada seseorang, pikirlah dengan pemikiranmu yang tajam, apa yang membuatmu tertarik padanya! Bila kau merasa senang padanya hanya karena sejuk menatapnya dikali pertama, ingatlah bahwa ini tempat kerja setan. Pandangan adalah panah panah beracun yang dipersenjatai setan. Tapi, bila suatu saat kau tertarik pada seseorang karena kebaikan agamanya, lalu ingin bersama dengannya melalui cara yang sesuai agamanya, maka jagalah baik baik hingga sampai tiba saatnya niatmu bisa dilaksanakan. Buktikanlah bahwa akal dan hati bisa membedakan keduanya"

Bagaimana agar kita tidak terjatuh dalam mencinta? ⚡⚡⚡

1. Menjadikan cinta Allah dan Rasulnya diatas cintamu terhadap lainnya di muka bumi.
Cinta dan benci karena Allah akan menjadi filter, kontrol sekaligus tolak ukur dalam mencintai segala hal. Adapun cinta yang arif sejati adalah sebagaimana cinta allah kepada hambanya dan cinta Rasul kepada Umatnya (Al-Kahfi:18).

2. Cinta kepada Orang tua.
Cinta kepada orangtua porsinya setelah kita cinta pada Allah. Cinta seorang anak laki-laki dan wanita yang blm menikah kepada orangtuanya. Jika sudah menikah, kepada suaminya barulah kepada orangtuanya.

3. Cinta kepada istrinya, suaminya dan anak-anaknya barulah cinta yang sifatnya materi fisik, pengakuan aktualisasi diri.

Sekian semoga dapat memberikan pelajaran bagi kita semua
lepaskan tinggalkan dia karena DIA (Allah).

Kamis, 13 Agustus 2015

MENIKAH, BUKAN SEKEDAR CINTA

🌹Bismillaahirrahmaanirrahiim
MENIKAH, BUKAN SEKEDAR CINTA 💞

by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

1. Pernikahan itu bukan sekedar mengenai cinta tapi yg utama adalah KOMITMEN

2. Betapa banyak pernikahan yang rusak karena yang DIPERBARUI HANYALAH CINTA bukan komitmen

3. Pernikahan akan makin BERKAH jika komitmen makin menguat meski
cinta menurun bahkan lenyap

4. Cinta itu wilayah RASA. Sementara komitmen wilayah LOGIKA. Rasa
boleh berkurang namun logika harus selalu menguat dalam pernikahan

5. Logika memahami bahwa pernikahan adalah TAQDIR. Dan menjalaninya
dengan SYUKUR dan SABAR adalah Ibadah

6. Komitmen kita dalam pernikahan diukur sejauh mana KOMITMEN kita
dengan ALLAH. Sebab akad nikah dan syahadah sama-sama dikenal sebagai
'ikatan yg kokoh'

7. ALLAH PENGIKAT JIWA antar pasutri. Sehingga rayuan mesra kepada
istri pun tak bisa menjaga keutuhan pernikahan jika HUBUNGAN kepada
ALLAH TAK DIPELIHARA

8. Penyelesaian utama pada saat konflik pernikahan adalah penyelesaian
komitmen bukan cinta. Sebab cinta tak bisa dipaksakan. Tapi komitmen
bisa dikuatkan

9. Perbaikan komitmen pernikahan yakni menyadari bahwa akad nikah
adalah JANJI KEPADA ALLAH untuk memuliakan istri dan anak. Kelak akan
DITAGIH

10. Bertahan dalam sebuah pernikahan meski tanpa cinta tapi karena
komitmen saat akad menunjukkan integritas lelaki sholih

11. Penguatan komitmen pernikahan DIMULAI dari penguatan syahadah
dengan ibadah kepada pemilik hati yakni Allah SWT

12. Sebab pernikahan bukan sekedar pelampiasan cinta dan syahwat. Tapi
IMPLEMENTASI dari SYAHADAH yakni IBADAH

13. Pernikahan yg TAK ADA AKTIVITAS IBADAH di dalamnya, lebih tepat
disebut PERKAWINAN. Kambing, kerbau dan sejenisnya juga bisa
melakukannya

14. Itulah kenapa jika sekedar utk 'KAWIN' maka pernikahan tdk butuh
komitmen tapi obat kuat dan minuman suplemen

15. Dalam pernikahan yg tidak didasari komitmen namun mengagungkan
cinta maka tampilan FISIK itu paling utama.

16. Wajar, rasulullah menjadikan faktor AGAMA sebagai yg utama dalam
merencanakan pernikahan. Sebab hanya orang-orang beragama yg siap
berkomitmen

17. Maka saat konflik rumah tangga melanda, tak perlu cari seribu satu
cara untuk tumbuhkan cinta. Fokuslah kepada PENGUATAN AQIDAH sebagai
fondasi perbaruan komitmen

18. Cinta akan terajak dan makin tumbuh tatkala komitmen makin
menguat. Sebab CINTA adalah makhluk Allah yang hadir atas PERINTAH
dariNya

19. Jika ‘TERPAKSA’ berpisah adalah konsekuensi dari aqidah. Bukan
karena cinta yang pupus sudah. Sebab TAKKAN BERKUMPUL dalam sebuah
rumah antara ahlul IBADAH dan ahlul MA'SIYAH

20. Semoga rumah tangga kita senantiasa DIIKAT KARENA ALLAH bukan atas
paras cantik dan sebab kemewahan dunia (bendri jaisyurrahman)

Selasa, 11 Agustus 2015

Romantis Itu...

Ketika malam tinggal sepertiga, seorang istri terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan suaminya. “Sayang… bangun… saatnya shalat.” Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu’ shalat dan munajat.

Romantis itu…
Ketika seorang istri mengatakan, “Sebentar lagi adzan, Sayang…” Lalu sang suami melangkah kemasjid, menunaikan tahiyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat fajar. Maka ia pun menjadi pemenang; lebih baik dari dunia seisinya.

Romantis itu…
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, “Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja sayang…kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tidak halal”

Romantis itu…
Ketika suami istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendoakan di waktu dhuha: “Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah dariMu”

Romantis itu…
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dengan menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta. “Apapun makanan di kantin kantorku, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu.” Lalu sang istri pun membalasnya, “Masakanku tak pernah senikmat ketika engkau duduk di sebelahku.”

Romantis itu…
Ketika menjelang jam pulang kerja, sang suami sangat rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu istrinya. Pada saat yang sama, sang istri merindukan belahan jiwanya tiba.

Romantis itu…
Ketika suami mengucap salam, sang istri menjawabnya disertai. Bertemu saling mendoakan. Tangan dicium, pipi dikecup bergantian.

Romantis itu…
Ketika suami tiba di rumah, istri menyambutnya dengan wajah cerah dan bibir merekah. Maka hilanglah segala penat dan lelah. Beban kerja di pundak mendadak menghilang, terbang.Romantis itu…Ketika syukur selalu menghiasi makan bersama. Meski menu sederhana, nikmat begitu terasa, keberkahan pun memenuhi seluruh keluarga.

Romantis itu…
Ketika suami istri kompak mengajar anak mengaji. Meski telah ada TPQ, sang ayah dan sang ibu tidak berlepas diri dari tanggung jawab mencetak generasi Rabbani. Kelak, merekalah yang mendoakan sang orang tua, saat perpisahan selamanya telah tiba masanya.

Romantis itu…
Ketika sang istri tidak berat melepas suami. Keluar rumah. Untuk mengaji, atau aktifitas dakwah. Sebab sang istri ingin suaminya menjadi imam baginya, juga bermanfaat bagi Islam dan umatnya...

belajar , dan terus belajar untuk bisa lebih romantis😘

Presiden PKS 2015-2020

Barakallahu Fiik Ustadz...

Majelis Syura PKS Periode 2015-2020

Hasil Keputusan Musyawarah ke I Majelis Syura PKS Masa Khidmah 2015-2020

1. Musyawarah Majelis Syura dilaksanakan pada 9-10 Agustus 2015 di Bandung dengan agenda Pelantikan Ketua Majelis Syura PKS Masa Khidmah 2015-2020.

2. Dihadiri oleh seluruh Anggota Majelis Syura terpilih dari 34 Propinsi seluruh Indonesia sejumlah 69 orang.

3. Musyawarah Majelis Syura dilandasi semangat musyawarah mufakat menetapkan Dr Salim Segaf Aljufri sebagai Ketua Majelis Syura dan Dr Hidayat Nur Wahid sebagai wakil ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera masa khidmah 2015-2020.

4. Sidang Musyawarah Majelis Syura memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada KH Hilmi Aminuddin atas keikhlasannya, pengorbanannya dan kecintaannya kepada Partai Keadilan Sejahtera selama memberikan darma baktinya sebagai Ketua Majelis Syura PKS masa khidmah 2010-2015.

5. Sidang Musyawarah Majelis Syura juga memutuskan anggota Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera masa khidmah 2015-2020 sebagai berikut:

a. Drs H Suharna Surapranata, MT sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat

b. KH Dr Surahman Hidayat, MK sebagai Ketua Dewan Syariah Pusat

c. H Muhammad Sohibul Iman, PhD sebagai Presiden Ketua DPP

d. HM Taufik Ridla, Lc, Dipl. Ec, sebagai Sekretaris Jenderal DPP

e. Drs H Mahfuzh Abdurrahman sebagai Bendahara Umum DPP

f. Ir H Untung Wahono, M.Si sebagai Sekretaris Majelis Syura

6. Musyawarah Majelis Syura memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada HM Anis Matta, Lc yang telah memberikan seluruh energi, kecintaan dan pengorbanannya untuk Partai Keadilan Sejahtera dan partai memutuskan HM Anis Matta, Lc dengan pengalaman dan kemampuannya untuk memimpin Badan Kerjasama Internasional Partai Keadilan Sejahtera.

7. Semoga Allah SWT merahmati, memberkahi dan memudahkan kami dalam melanjutkan pengabdian dan kontribusi bagi mewujudkan Indonesia menjadi Negara Badlatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur

Bandung, 10 Agustus 2015
Ketua Majelis Syura
Partai Keadilan Sejahtera

KH Dr Salim Segaf Aljufri

Minggu, 09 Agustus 2015

Biar Allah Yang Menentukan

Orang yg selama ini pantau akun Facebook sy dr luar kok sdh berani add di hari jumat kemarin ya...?!!!

Tak tau jg hrs memberikn jawaban apa, saat ini sy tdk berani tuk sholat istikhoroh... Hufftt... Astagfirullah ya Allah...

Apa ku ikhlaskan sj dia tuk yg lain daripada berlama2 menanti...?!!!

Minggu, 02 Agustus 2015

BPJS HARAM ??

MENYIKAPI FATWA HARAM BPJS
Oleh: Ahmad Ifham

Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Hal ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk menjamin dan memperhatikan kesehatan sebagai hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Jika dicermati, modus transaksional yang dilakukan oleh BPJS – khususnya BPJS Kesehatan - dari perspektif ekonomi Islam dan fikih muamalah, dengan merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan beberapa literatur, secara umum program BPJS Kesehatan belum mencerminkan konsep ideal jaminan sosial dalam Islam, terlebih lagi jika dilihat dari hubungan hukum atau akad antar para pihak.

Komisi B-2 Masail Fiqhiyyah Mu'ashirah (masalah fikih kontemporer), Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia V Tahun 2015 Tentang Panduan Jaminan Kesehatan Nasional dan BPJS Kesehatan telah menyatakan bahwa penyelenggaraan jaminan sosial oleh BPJS Kesehatan, terutama yang terkait dengan akad antar para pihak, tidak sesuai dengan prinsip syariah, karena mengandung unsur gharar, maisir dan riba

Skema dan modus transaksional BPJS ini juga belum selaras dengan Fatwa DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Selain modus transaksional, skema denda pada program BPJS ini juga tidak dijalankan sesuai Syariah.

Hal ini bisa dicermati ketika terjadi keterlambatan pembayaran Iuran untuk Pekerja Penerima Upah maupun Peserta Bukan Penerima Upah, maka dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3-6 bulan. Denda tersebut dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh Pemberi Kerja.

Nilai Lebih BPJS

Sebelum menentukan sikap terhadap Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia V tersebut, mari kita cermati nilai lebih program BPJS dibandingkan dengan Asuransi dan/atau Asuransi Syariah non-BPJS.

Pertama, dalam kondisi gawat darurat, BPJS memperbolehkan perawatan di rumah sakit yang belum kerja sama. Setelah kondisi gawat darurat diatasi, peserta akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS.

Kedua, dalam BPJS berlaku sistem rujukan berjenjang. Peserta datang dulu ke fasilitas kesehatan (faskes I) tingkat pertama, yaitu puskesmas, klinik atau dokter keluarga, yang sudah ditunjuk oleh BPJS. Fasilitas kesehatan tingkat pertama mendiagnosis dan memberikan rujukan kepada peserta datang ke rumah sakit yang kerjasama dengan BPJS.

Ketiga, dibandingkan premi asuransi kesehatan non-BPJS, iuran BPJS sangat murah, maksimum sekitar Rp.60 ribu per orang per bulan. Sementara premi asuransi kesehatan murni (tanpa investasi, premi hangus) paling tidak tarifnya Rp.300 – Rp.500 ribu per orang per bulan. Apalagi kalau asuransi yang digabung dengan investasi (unit link), preminya bisa lebih mahal lagi, bisa Rp.800 – Rp.1 juta per orang per bulan.

Keempat, premi BPJS berlaku tarif yang sama untuk semua umur, jenis kelamin serta status merokok. Ini berbeda dengan asuransi kesehatan non-BPJS di mana semakin tua umur, premi akan semakin mahal, serta ada pula perbedaan premi antara laki dan perempuan serta status merokok.

Kelima, BPJS tidak mengenal pre-existing condition. Semua penyakit ditanggung, termasuk penyakit yang sudah ada sebelum peserta bergabung dengan BPJS. Karena itulah BPJS tidak mensyaratkan pemeriksaan kesehatan (medical check up) saat pendaftaran BPJS.

Keenam, selain rawat inap, BPJS menyediakan manfaat rawat jalan, kehamilan dan melahirkan, dan optik. Bahkan persalinan dengan operasi caesar ditanggung oleh BPJS. Umumnya, asuransi kesehatan hanya menyediakan rawat inap, kecuali dengan Premi yang lebih mahal lagi.

Sikap Masyarakat

Berdasarkan nilai lebih dan kemanfaatan yang diberikan BPJS dibandingkan dengan Asuransi non-BPJS, hal ini menunjukkan bahwa untuk saat ini penerapan program BPJS termasuk dalam kaidah darurat dan/atau lil hajah yakni mendatangkan kemaslahatan dibanding kerusakan, menghadirkan kemudahan, menghilangkan kesulitan, serta bisa menjaga sebagian dari 5 (lima) pokok utama (maqashid syariah), yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sehingga tepat kiranya ketika Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia V pun sudah memberikan rekomendasi yakni mendorong pemerintah membentuk aturan, sistem, dan memformat modus operandi BPJS Kesehatan agar sesuai prinsip syariah dalam rangka menyajikan pelayanan prima kepada masyarakat. Jika pemerintah sudah membentuk BPJS Syariah, maka status kaidah darurat dan/atau lil hajah terhadap program BPJS (non Syariah) ini akan gugur dengan sendirinya.

[Ini naskah ASLI ditulis beberapa hari lalu dan ditayangkan di Harian KONTAN, 31 Juli 2015]

Kamis, 23 Juli 2015

Kucingku Sayang

Seneng banget kalau di tatap ma kucing sambil kedipin matanya perlahan-lahan... hihi... 😃☺😊😊😂😍

Senin, 20 Juli 2015

Ramadhan Telah Pergi

Ramadhan Tlah Pergi
Oleh: Rochma Yulika

Ramadhan....
Semakin jauh kau meninggalkanku
Dan setahun aku harus menunggu perjumpaan denganmu

Gundah....
Khawatir diri jauh dari ibadah
Lantaran semangat mulai melemah
Dan amaliyah jauh dari istiqamah

Merenung...
Apakah diri kita masih beruntung
Masihkah kita mau bergabung
Dengan komunitas yang membawa untung??

Atau kita sudah berlari menjauh
Atau diri sudah mulai jenuh
Atau jiwa kita yang mulai merapuh

Bahagia diri bersama komunitas kebaikan
Setiap hari selalu ada ingatan
Tak terlewat tilawah Al Quran

Jangan bergeser sedikit pun dari bi'ah keshalihan
Yang mengajarkan pada kita tentang banyak keutamaan
Yang memotivasi kita untuk kuat terhadap ujian

Bangkitlah....
Meski Ramadhan berlalu sudah...
Bangun semangat untuk raih berkah
Jangan biarkan diri terlena sudah

Semoga selalu bisa  berhikmah dari kemuliaan Ramadhan
Tetap beramal demi sebuah perjumpaan
Hingga hidup berakhir dengan kematian

Jumat, 17 Juli 2015

Masjid di Papua Dibakar Saat Sholat Idul Fitri

Masjid di Papua Dibakar Saat Sholat Idul Fitri, Ini Kronologisnya
41 menit yang lalu

Hari Raya Idul Fitri adalah hari bahagia bagi Umat Islam seluruh dunia. Namun kebahagian itu tak dirasakan Umat Islam di Karubaga Kabupaten Tolikara Papua yang merayakan Idul Fitri hari ini, Jumat (17/7/2015).

Berikut INFO yang redaksi Piyungan Online terima dari sumber di Papua. Sebelum kami posting kami sudah klarifikasi ke sumber untuk kevalidan data.

- Saat Umat Islam di Tolikara Papua menjalankan sholat Idul Fitri, tiba-tiba massa melempari jamaah saat Takbir ke-7 lalu masjid dibakar.

- Masjid diserbu dan dibakar orang-orang dari distrik.

- Massa yang disebut dari GIDI Papua (Gereje Injil Di Indonesia) menyerbu dan membakar masjid karena hari ini (Idul Fitri) mereka juga punya acara.

- Sehari sebelumnya GIDI sudah layangkan SURAT PERINGATAN agara Umat Islam TIDAK TAKBIRAN DAN TIDAK MENJALANKAN SHOLAT IED.

- Muslim dilarang Sholat Ied karena kata mereka hari ini adalah Harinya Yesus. Ada misionaris Luar Negeri juga disana untuk adakan acara GIDI hari ini.

- Setelah masjid dibakar, merembet ke rumah dan kios-kios pasar milik umat Islam. Barang-barang dijarah.

- 10 orang terkena luka bakar.

- Saat ini Umat Islam diungsikan

Demikian INFO sementara.

Kita disini bergembira sambut hari raya, sementara umat Islam di Papua nestapa akibat amuk massa. Doakan mereka agar Allah SWT menjaga mereka.

Allhumma Sallimna wa sallimhum....

***

Berita ini sebagiannya sudah dimuat juga di METRO TV.

Saat Imam Takbir Pertama, Sekelompok Orang Datang dan Lempari Musala di Tolikara

Tolikara: Kekacauan terjadi pada pelaksanaan salat Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua. Sebuah musala dilempar dan dibakar. Warga setempat jadi ketakutan.

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 07.00 WIT, Jumat 17 Juli. Umat Islam tengah melaksanakan salat Id di halaman Koramil 1702 / JWY. Saat imam mengucapkan takbir pertama, tiba-tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak.

Jemaah bubar dan menyelamatkan diri ke markas Koramil. Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Musala Baitul Mutaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Mereka juga membakar rumah ibadah tersebut. Selain musala, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi sasaran amukan orang-orang itu. 

Hingga berita ini dimuat, polisi dan TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Petugas gabungan mengantisipasi kerusuhan berlanjut. Alasan pengrusakan dan pembakaran tersebut pun belum diketahui. Belum ada pula keterangan resmi dari aparat setempat. RRN

http://news.metrotvnews.com/read/2015/07/17/148328/saat-imam-takbir-pertama-sekelompok-orang-datang-dan-lempari-musala-di-tolikara

Kunjungi website

Kamis, 16 Juli 2015

Dear Ramadhan 1436 H...

Semakin sayup aku menatap mu.
Semakin temaram cahaya mu.
Semakin airmata ini tak bisa kubendung ketika aku harus melambaikan tangan kepadamu.
Duhai bulan suci,
Terimakasih telah datang,terimakasih telah singgah kedalam hidup kami tahun ini.
Entah berapa banyak orang di alam kubur sana yg ingin dihidupkan kembali agar bisa bersuci dibulan ini.

Wahai Tuhanku pemilik Ramadhan,
Pastilah Engkau tahu ya Allah bagaimana sedih nya kami melepas kepergiannya.
Entah masih bisakah kami bertemu dengannya lagi,atau inilah yg terakhir kalinya.
Allah ku sayang,,,
Engkau lah saksi kami,yg menyaksikan airmata ini tumpah tanpa bisa tertampung disetiap tengah malam.

Engkaulah saksi kami,disaat kening ini bersujud tak ingin bangkit disetiap malamnya.
Semoga Engkau membukakan pintu ampunan selebar lebarnya untuk kami yg sedang menyungkur menunggu ampunanMu.
Maafkan kami wahai pemilik singgasana Arsy,
Maafkan kami yg belum bisa menjadi hamba yg terbaik utkMu.

Tapi,demi nama Mu yg Agung kami bersaksi bahwa nikmat yg sudah Kau beri sangat amat sempurna.

Selamat tinggal Ramadhan,semoga Allah meridhoi kita untuk bertemu kembali.
Andai pertemuan itu tidak akan pernah adalagi,semoga kelak engkau bisa menjadi saksi kami atas kesedihan yg tak terhingga ini karena harus berpisah denganmu...😭😭😭

Rabu, 15 Juli 2015

Panduan Sholat 'Idul Fitri & 'Idul Adha

PANDUAN SHOLAT 'IEDUL FITHRI DAN 'IEDUL ADHA

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Bagaimanakah panduan shalat Idul Fithri dan Idul Adha?

Berikut adalah panduan ringkas dalam shalat ‘ied, baik shalat ‘Idul Fithri atau pun ‘Idul Adha. Yg kami sarikan dr bbrp penjelasan ulama. Semoga bermanfaat.

HUKUM SHOLAT 'IED

Menurut pendapat yang lebih kuat, hukum shalat ‘ied adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang dalam keadaan mukim[1]. Dalil dari hal ini adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata :

أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.”[2]
Di antara alasan wajibnya shalat ‘ied dikemukakan oleh Shidiq Hasan Khon (murid Asy Syaukani).[3]

PERTAMA : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus melakukannya.

KEDUA : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kaum muslimin utk keluar rumah utk menunaikan shalat ‘ied. Perintah untuk keluar rumah menunjukkan perintah utk melaksanakan shalat ‘ied itu sendiri bagi org yg tidak punya udzur. Di sini dikatakan wajib krn keluar rumah merupakan wasilah (jalan) menuju shalat. Jika wasilahnya saja diwajibkan, maka tujuannya (yaitu shalat) otomatis juga wajib.

KETIGA : Ada perintah dalam Al Qur’an yang menunjukkan wajibnya shalat ‘ied yaitu firman Allah Ta’ala :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر
ْ
“Dirikanlah shalat & berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2).

Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied.
Keempat: Shalat jum’at menjadi gugur bagi orang yang telah melaksanakan shalat ‘ied jika kedua shalat tersebut bertemu pada hari ‘ied. Padahal sesuatu yang wajib hanya boleh digugurkan dengan yang wajib pula. Jika shalat jum’at itu wajib, demikian halnya dengan shalat ‘ied. –Demikian penjelasan Shidiq Hasan Khon yang kami sarikan-.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan : “Pendapat yang menyatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah wajib bagi setiap muslim lebih kuat daripada yang menyatakan bahwa hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib bagi sebagian orang saja). Adapun pendapat yg mengatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah sunnah (dianjurkan, bukan wajib), ini adalah pendapat yang lemah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memerintahkan untuk melakukan shalat ini. Lalu beliau sendiri dan para khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali, -pen), begitu pula kaum muslimin setelah mereka terus menerus melakukan shalat ‘ied. Dan tidak dikenal sama sekali kalau ada di satu negeri Islam ada yang meninggalkan shalat ‘ied. Shalat ‘ied adalah salah satu syi’ar Islam yang terbesar. … Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi keringanan bagi wanita untuk meninggalkan shalat ‘ied, lantas bagaimana lagi dengan kaum pria?”[4]

WAKTU PELAKSANAAN SHOLAT 'IED

Menurut mayoritas ulama –ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hambali-, waktu shalat ‘ied dimulai dari matahari setinggi tombak[5] sampai waktu zawal (matahari bergeser ke barat).[6]

Ibnul Qayyim mengatakan :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat ‘Idul Fitri & mempercepat pelaksanaan shalat ‘Idul Adha. Ibnu ‘Umar  yang sangat dikenal mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar menuju lapangan kecuali hingga matahari meninggi.”[7]

Tujuan mengapa shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar orang2 dp segera menyembelih qurbannya. Sedangkan shalat ‘Idul Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri.[8]

TEMPAT PELAKSANAAN SHOLAT 'IED

Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى

“Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.”[9]

An Nawawi mengatakan :
“Hadits Abu Sa’id Al Khudri di atas adalah dalil bagi orang yang menganjurkan bahwa shalat ‘ied sebaiknya dilakukan di tanah lapang dan ini lebih afdhol (lebih utama) daripada melakukannya di masjid. Inilah yang dipraktekkan oleh kaum muslimin di berbagai negeri. Adapun penduduk Makkah, maka sejak masa silam shalat ‘ied mereka selalu dilakukan di Masjidil Haram.”[10]

TUNTUNAN KETIKA HENDAK KELUAR MELAKSANAKAN SHOLAT 'IED

PERTAMA : Dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat shalat. Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mandi pada hari ‘ied sebelum berangkat shalat.”[11]

KEDUA : Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik. Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik.”[12]

KETIGA : Makan sebelum keluar menuju shalat ‘ied khusus untuk shalat ‘Idul Fithri.

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِه
ِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.”[13]
Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fithri adalah agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa.

Sedangkan untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat ‘ied.[14]

KEEMPAT : Bertakbir ketika keluar hendak shalat ‘ied. Dalam suatu riwayat disebutkan :

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّر حَتَّى يَأْتِيَ المُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْر

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.”[15]

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berangkat shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Al Fadhl bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin’Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ayman bin Ummi Ayman, mereka mengangkat suara membaca tahlil (laa ilaha illallah) dan takbir (Allahu Akbar).”[16]

TATA CARA TAKBIR KETIKA BERANGKAT SHOLAT 'IED KE LAPANGAN

[1] Disyari’atkan dilakukan oleh setiap orang dengan menjahrkan (mengeraskan) bacaan takbir. Ini berdasarkan kesepakatan empat ulama madzhab.[17]

[2] Di antara lafazh takbir adalah :

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
ُ
“Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yg berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa lafazh ini dinukil dari banyak sahabat, bhkn ada riwayat yg menyatakan bahwa lafazh ini marfu’ yaitu sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[18]

Syaikhul Islam juga menerangkan bhw jika seseorang mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar”, itu juga diperbolehkan.[19]

KELIMA : Menyuruh wanita dan anak kecil untuk berangkat shalat ‘ied. Dalilnya sbgmn disebutkan dalam hadits Ummu ‘Athiyah yang pernah kami sebutkan. Namun wanita tetap harus memperhatikan adab-adab ketika keluar rumah, yaitu tidak berhias diri dan tidak memakai harum-haruman.

Sedangkan dalil mengenai anak kecil, Ibnu ‘Abbas –yang ketika itu masih kecil- pernah ditanya : “Apakh engkau pernah menghadiri shalat ‘ied bersama Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam?” Ia menjawab :

نَعَمْ ، وَلَوْلاَ مَكَانِى مِنَ الصِّغَرِ مَا شَهِدْتُه
ُ
“Iya, aku menghadirinya. Seandainya bkn krn kedudukanku yang termasuk sahabat-sahabat junior, tentu aku tidak akan menghadirinya.”[20]

KEENAM : Melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda. Dari Jabir, beliau mengatakan :

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيق
َ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.”[21]

KETUJUH : Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada hajat. Dari Ibnu ‘Umar, beliau mengatakan :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.”[22]

TIDAK ADA SHOLAT SUNNAH QOBLIYAH DAN BA'DIYAH 'IED

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.”[23]

TIDAK ADA ADZAN DAN IQOMAT KETIKA SHOLAT 'IED

Dari Jabir bin Samuroh, ia berkata :

صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ.

“Aku pernah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.”[24]

Ibnul Qayyim mengatakan :
“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke tempat shalat, beliau pun mengerjakan shalat ‘ied tanpa ada adzan dan iqomah. Juga ketika itu untuk menyeru jama’ah tidak ada ucapan “Ash Sholaatul Jaam’iah.” Yang termasuk ajaran Nabi adalah tidak melakukan hal-hal semacam tadi.”[25]

TATA CARA SHOLAT 'IED

Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut.[26]

PERTAMA : Memulai dg takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.

KEDUA : Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim mengatakan : “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”[27]

KETIGA : Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.”[28] Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي

“Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).” Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.

KEEMPAT : Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dg membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab :

كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).”[29]

Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.[30]

KELIMA : Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).

KEENAM : Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua.

KETUJUH : Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.

KEDELAPAN : Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

KESEMBILAN : Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
Khutbah Setelah Shalat ‘Ied

Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ – رضى الله عنهما – يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَة
ِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah.”[31]

Setelah melaksanakan shalat ‘ied, imam berdiri untuk melaksanakan khutbah ‘ied dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti khutbah Jum’at).[32]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan khutbah di atas tanah dan tanpa memakai mimbar.[33] Beliau pun memulai khutbah dengan “hamdalah” (ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya.

Ibnul Qayyim mengatakan, “Dan tidak diketahui dalam satu hadits pun yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammembuka khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir. … Namun beliau mmg sering mengucapkan takbir di tengah-tengah khutbah. Akan tetapi, hal ini tidak menunjukkan bahwa beliau selalu memulai khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir.”[34]

Jama’ah boleh memilih mengikuti khutbah ‘ied ataukah tidak. Dari ‘Abdullah bin As Sa-ib, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri shalat ‘ied bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala beliau selesai menunaikan shalat, beliau bersabda,

إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَب
ْ
“Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk mendengarkan khutbah, silakan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silakan ia pergi.”[35]

UCAPAN SELAMAT HARI RAYA

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun tentang ucapan selamat (tah-niah) ketika hari ‘ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah shalat ‘ied, “Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu ‘alaika” dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga memberikan keringanan dalam melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada yang mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya”. Imam Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Dan sebenarnya bukan hanya beliau yang tidak suka melakukan semacam ini. Intinya, barangsiapa yang ingin  mengucapkan selamat, maka ia memiliki qudwah (contoh). Dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia pun memiliki qudwah (contoh).”

BILA HARI 'IED JATUH PADA HARI JUM'AT

Bila hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, maka bagi orang yang telah melaksanakan shalat ‘ied, ia punya pilihan untuk menghadiri shalat Jum’at atau tidak. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at agar orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jum’at bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Az Zubair.

DALIL DARI HAL INI ADALAH :
PERTAMA : Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,

أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ « مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ ».

“Apkh engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan melaksanakannya.”[36]

KEDUA : Dari ‘Atho’, ia berkata, “Ibnu Az Zubair ketika hari ‘ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thoif. Ketika Ibnu ‘Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu ‘Abbas. Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan sunnah (ajaran Nabi) [ashobas sunnah].”[37] Jika sahabat mengatakan ashobas sunnah(menjalankan sunnah), itu berarti statusnya marfu’ yaitu menjadi perkataan Nabi.[38]

Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin Al Khottob melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu Az Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak menyalahkan perbuatan Ibnu Az Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied maka ia boleh tidak menunaikan shalat Jum’at. Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini.[39]

Catatan:

Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jum’at supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jum’at atau yang tidak shalat ‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah dari An Nu’man bin Basyir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied dan shalat Jum’at “sabbihisma robbikal a’la” dan “hal ataka haditsul ghosiyah”.” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.[40] Karena imam dianjurkan membaca dua surat tersebut pada shalat Jum’at yang bertepatan dengan hari ‘ied, ini menunjukkan bahwa shalat Jum’at dianjurkan untuk dilaksanakan oleh imam masjid.

Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jum’at dan telah menghadiri shalat ‘ied –baik pria maupun wanita- maka wajib baginya untuk mengerjakan shalat Zhuhur (4 raka’at) sebagai ganti karena tidak menghadiri shalat Jum’at.[41]

Demikian beberapa penjelasan ringkas mengenai panduan shalat Idul Fithri dan Idul Adha. Semoga bermanfaat.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

=====================
[1] Lihat Bughyatul Mutathowwi’ fii Sholatit Tathowwu’, Muhammad bin ‘Umar bin Salim Bazmoul, hal. 109-110, Dar Al Imam Ahmad, cetakan pertama, tahun 1427 H.
[2] HR. Muslim  no. 890, dari Muhammad, dari Ummu ‘Athiyah.
[3] Kami sarikan dari Ar Roudhotun Nadiyah Syarh Ad Durorul Bahiyyah, 1/202, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, 1422 H.
[4] Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 24/183, Darul Wafa’, cet. ketiga, tahun 1426 H.
[5] Yang dimaksud, kira-kira 20 menit setelah matahari terbit sebagaimana keterangan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam Syarh Hadits Al Arba’in An Nawawiyah yang pernah kami peroleh ketika beliau membahas hadits no. 26.
[6] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/599 dan Ar Roudhotun Nadiyah, 1/206-207.
[7] Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, 1/425, Muassasah Ar Risalah, cetakan ke-14, tahun 1407 H [Tahqiq: Syu’aib Al Arnauth dan ‘Abdul Qadir Al Arnauth]
[8] Lihat Minhajul Muslim,  Abu Bakr Jabir Al Jaza-iri, hal. 201, Darus Salam, cetakan keempat.
[9] HR. Bukhari no. 956 dan Muslim no. 889.
[10] Syarh Muslim, An Nawawi, 3/280, Mawqi’ Al Islam.
[11] Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad, 1/425.
[12] Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad, 1/425.
[13] HR. Ahmad 5/352.Syaikh Syu’aib  Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[14] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/602.
[15] Dikeluarkan dalam As Silsilahh Ash Shahihah no. 171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih.
[16] Dikeluarkan oleh Al Baihaqi (3/279). Hadits ini hasan. Lihat Al Irwa’ (3/123)
[17] Lihat Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 24/220, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H.
[18] Idem
[19] Idem
[20] HR. Bukhari no. 977.
[21] HR. Bukhari no. 986.
[22] HR. Ibnu Majah no. 1295. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[23] HR. Bukhari no. 964 dan Muslim no. 884.
[24] HR. Muslim no. 887.
[25] Zaadul Ma’ad, 1/425.
[26] Kami sarikan dari Shahih Fiqh Sunnah, 1/607.
[27] Idem
[28] Dikeluarkan oleh Al Baihaqi (3/291). Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat). Lihat Ahkamul ‘Idain, Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, hal. 21, Al Maktabah Al Islamiy, cetakan pertama, tahun 1405 H.
[29] HR. Muslim no. 891
[30] HR. Muslim no. 878.
[31] HR. Bukhari no. 963 dan Muslim no. 888.
[32] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/607.
[33] Lihat keterangan dari Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad, 1/425. Yang pertama kali mengeluarkan mimbar dari masjid ketika shalat ‘ied adalah Marwan bin Al Hakam.
[34] Idem
[35] HR. Abu Daud no. 1155 dan Ibnu Majah no. 1290. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[36] HR. Abu Daud no. 1070, Ibnu Majah no. 1310. Asy Syaukani dalam As Sailul Jaror (1/304)  mengatakan bahwa hadits ini memiliki syahid (riwayat penguat). An Nawawi dalam Al Majmu’ (4/492) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). ‘Abdul Haq Asy Syubaili dalam Al Ahkam Ash Shugro (321) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. ‘Ali Al Madini dalam Al Istidzkar (2/373) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). Syaikh Al Albani dalam Al Ajwibah An Nafi’ah (49) mengatakan bahwa hadits ini shahih. Intinya, hadits ini bisa digunakan sbg hujjah atau dalil.
[37] HR. Abu Daud no. 1071. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
[38] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/596.
[39] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/596, Al Maktabah At Taufiqiyah.
[40] HR. Muslim no. 878.
[41] Lihat Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyah wal Ifta’, 8/182-183, pertanyaan kelima dari Fatwa no. 2358, Mawqi’ Al Ifta.

(( AD-DIINU AN-NASHIIHAH ))

Persiapan Calon Istri !!


1. Istri… hmmm, wanita hebat di belakang suami | Hebatnya karena tempaan diri | Madrasah pertama bagi anak2nya pula #PersiapanCalonIstri

2. Menjadi istri itu mudah | Tanpa ilmu pun bisa | Tapi masa' mau jadi istri yang biasa2 aja ? Ga kan ? #PersiapanCalonIstri

3. Sejak muda, asahlah bakat keibuan dan kedewasaan mu | Karena anak kita layak mendapat ibu yang dewasa #PersiapanCalonIstri

4. Hafalan Qur'annya jgn lupa ditingkatin | Kelak saat hamil, si anak bakal seneng banget dilantunkan bacaan Qur'an dari ibunya. #PersiapanCalonIstri

5. Berlatihlah sabar sejak sekarang | Karena engkau akan sering bangun malam kelak saat anakmu menangis. #PersiapanCalonIstri

6. Belajar lah mengatur keuangan | Istri itu manajer keuangan rumah tangga | Biarkan suamimu berfokus pada mencari, engkau yg mengelolanya. #PersiapanCalonIstri

7. Kemampuan mempercantik diri itu penting | Berikan yang tercantik untuk suami seorang | Jangan sering kumel di depannya :) #PersiapanCalonIstri

8. Bisa masak itu nilai plus | Menunjukkan rasa cinta pada suami lewat perutnya | Dijamin suami betah makan dirumah :) #PersiapanCalonIstri

9. Biasakan jangan suka curhat pada lain jenis sejak muda | Itu tanda kesetiaanmu pada suami kelak. #PersiapanCalonIstri

10. Olahragalah sejak sekarang | Semakin langsing, semakin lincah gerak ngurus rumah n suami kan ? :) #PersiapanCalonIstri

11. Spesialkan dirimu untuk suami mu saja | Jika ada masa lalu, lupakan | Insya Allah suamimu akan melupakannya juga. #PersiapanCalonIstri

12. Bangunlah sholat malam, saat ini tak apa sendiri dulu | Kelak, bakal ada suamimu yg akan mengimami, tanda kesyukuran kalian. #PersiapanCalonIstri

13. Puasa sunnah jadi tameng diri mu | Kelak, itu akan jadi benteng kesabaran saat urusan rumah tangga begitu pelik. #PersiapanCalonIstri

14. Jaga rahimmu sejak sekarang | Itu akan jadi tempat bermula bagi anak2mu kelak. #PersiapanCalonIstri

15. Belajarlah memaafkan setiap salah | Karena rumah tangga itu tempat saling mengoreksi yang salah, berjalan membenarkan bersama. #PersiapanCalonIstri

16. Buang jauh2 ego | Ego tak akan menang dalam rumah tangga, malah memperkeruh suasana | Mendengar lebih banyak. #PersiapanCalonIstri

17. Belajarlah tersenyum, walau masalah begitu berat | Karena perlu kau tahu, bahwa senyuman utk suami, adalah peneduh hatinya. #PersiapanCalonIstri

18. Tak apa lemah & bermanja di depan suami, itu jadi kekuatan suami menguatkan | Tapi kuat dan tegarlah didepan anak2 dan orangtua. #PersiapanCalonIstri

19. Kodrat wanita suka belanja | Mumpung masih belum nikah, coba lebih kontrol | Pisahkan mana kebutuhan, mana keinginan. #PersiapanCalonIstri

20. Belajarlah menahan amarah | Jika harus marah pada suami, lakukan tanpa org lain tahu selain berdua. Terutama anak. #PersiapanCalonIstri

21. Istri itu layak berpendidikan tinggi, atau setidaknya punya kemauan belajar tinggi | Karena engkau akan jadi guru untuk anakmu sendiri. #PersiapanCalonIstri

22. Belajarlah ilmu agama | Kelak, jangan serahkan pendidikan agama anakmu pada asisten rumah tangga | Ia anakmu, bukan anak org lain. #PersiapanCalonIstri

23. Belajarlah kata2 romantis, namun jangan keluarkan sekarang | Suami juga senang loh diberi hal yg romantis. :) #PersiapanCalonIstri

24. Rendahkan suaramu di depan lelaki lain, lembutkan suaramu hanya pada suami saja | Itu wujud kecintaanmu padanya kelak. #PersiapanCalonIstri

25. Teruslah doa ke Allah utk sosok lelaki misteri yg bakal menjadi suamimu kelak | Doa dalam diam, kelak Allah yg akan menyampaikan :') #PersiapanCalonIstri

26. Biarkanlah rasa cinta yg membuncah itu tertahan di dada mu | Hingga saat halal menanti, baru engkau ungkapkan semuanya. #PersiapanCalonIstri

27. Jemput jodohmu melalui cara yg Allah ridhoi | Taaruf lah | Sambil menunggu, persiapkan diri jadi istri super. #PersiapanCalonIstri

28. Jika merasa jodohmu jauh saat ini, bersabarlah | Allah sedang menyiapkan suami terbaik untukmu | Yakinlah ia sedang Allah tempa juga. #PersiapanCalonIstri

29. Calon suami mu sedang duduk di ujung sana di atas sajadahnya | Ia sedang mempersiapkan diri pula | Engkau bersiap menantinya kan ? :')

30. Nantikan ia dalam ketaatan | Nantikan ia dalam persiapan | Nantikan ia dalam doa di penghujung malam. #PersiapanCalonIstri

31. Sekian #PersiapanCalonIstri, semoga makin memantapkan persiapan. Semoga berguna, dan menjadi pendorong diri berbenah.

32. Sungguh, para suami-suami di belahan dunia manapun, merindukan istri terbaik menurut Allah untuknya. Jadilah yg dirindukan. Sekian. :')

@tausiyahku

Senin, 13 Juli 2015

Nasehat Indah dari :

Ustadz Abd Rozak
Al hikmah Jakarta

🎋Menangislah untuk RamadhanSaudaraku,

🎋marilah kita menangis,

🎋Jika itu bisa melapangkan gundah yang mengganjal sanubari...

🎋Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan hari...

🎋Dan tadarus Quran kita tak juga beranjak khatam......

🎋Jika itu adalah ungkapan penyesalan....

🎋Jika itu merupakan awal tekad uuntuk menyempurnakan tarawih dan Qiyamul lail kita yang centang perenang

🎋Menangislah,Agar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir......

🎋Jika kita sempat mjd hamba Allah yang lalai lagi terlena.....

🎋Yang berdoa sejak 2 bulan sebelum Ramadhan,

🎋yang berlatih puasa semenjak Rajab,

🎋yang rajin mengikuti tarhib Ramadhan...

🎋Tapi sampai puasa mendekati akhir masih juga menggunjing kekhilafan teman,

🎋masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan,

🎋tak juga menambah ibadah sunah,

🎋bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib

🎋Menangislah, lebih kerasAllah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan..

🎋Apakah kita masih disertakan?

🎋sedangkan Ramadhan sekarang cuma tersisa hitungan hari....

🎋Tak ada yang dapat menjamin usia kita sampai untuk Ramadhan besok,...

🎋sedang Ramadhan ini tersia-siakan......

🎋Menangislah untuk Ramadhan yang kan hilang...

🎋Menangislah, Untuk dosa-dosa yang belum terampuni,tapi kita masih juga menambah dengan dosa baru...

🎋Menangislah,Dan tuntaskan semuanya di sini, malam ini. ...

🎋Karena besok waktu akan bergerak makin cepat,Ramadhan semakin berlari.....

🎋Tahu-tahu sudah 10 malam terakhir dan kita belum bersiap utk u mengisi malam2 di akhir Ramadhan dengan Ibadah yg lebih baik..,

🎋Dan lembar Quran menunggu untuk dikhatamkan....

🎋Dan lembar rupiah menunggu untuk disalurkan melalui infaq dan zakat. .....

🎋Dan malam menunggu dihiasi sholat tambahan.....

🎋Sekarang, atau (mungkin) tidak (ada lagi) sama sekali...

Astaghfirullaah. ..

Minggu, 12 Juli 2015

::: DETIK-DETIK PENENTUAN :::

Saudaraku!
Tahukah anda, bahwa yg membuat hatimu dijaga oleh Allah utk tetap teguh diatas kebenaran sepanjang setahun… adalah sikapmu dan kesungguhanmu dalam beribadah di sepuluh malam terakhir ini..

Sepuluh malam ini adalah puncak kemuliaan dan penghambaan hamba kepada Rabbnya..

Ingat! Malam lebih baik daripada 1000 bulan hanya ada di detik² terakhir ini..

Yg menyia-nyiakannya akan kehilangan seluruh kebaikan dunia akhirat..

Yg berjuang utk mengisinya dgn tadarru’, munajat dan merendahkan hati kpd Allah, maka Allah pasti bahagiakan dunia akhirat..

Berkata Syaikh Utsaimin rahimahullah,
“Apakah anda ingin mengetahui kekuatan istiqomahmu selama setahun?

Apakah anda ingin mendapat bocoran nasib akhir hayatmu?
Apakah anda ingin mendapat syurga dunia & akhirat?

Jika kalian penasaran, silahkan lihat dan perhatikan dirimu, bagaimanakah sikapmu dan kesungguhanmu utk bercengkrama dan bertemu dgn Rabbmu di sepuluh malam terakhir ini..!
(Majalis Ramadhan)

Ya Allah berilah kami taufik di detik² terakhir ini dan bangkitkan semangat kami utk meraih kemuliaannya!

Ditulis oleh Ustadz Djazuli حفظه الله تعالى̊

Sebut saja namaku Adrian, aku berusia 25 tahun saat kisah ini terjadi. Kisahku mungkin klise, aku jatuh cinta pada seorang wanita bernama citra. Dia adalah adik kelasku saat kami masih sekolah di SMA yang sama. Saat kelas tiga, dia pindah ke kota lain. Tetapi takdir mempertemukan kami kembali di jakarta, saat aku berangkat kerja.

Ada satu hal yang selalu aku simpan dalam hatiku, aku jatuh cinta padanya. Sejak masih duduk di bangku SMA, aku selalu curi-curi pandang ketika jam istirahat. Kadang aku sengaja pamit ke toilet hanya untuk melihatnya bernyanyi saat kelasnya ada pelajaran menyanyi. Walaupun hanya menatapnya selama 5 menit, rasanya kebahagiaanku penuh sepanjang hari.

Remaja selalu malu-malu mengungkapkan isi hatinya, apalagi aku yang memang punya sifat pemalu. Hampir tidak ada sinyal cinta yang aku kirim padanya. Aku tidak seberani teman-temanku yang bisa titip salam atau terang-terangan mengatakan suka pada wanita yang mereka suka. Jadilah aku memendam perasaanku. Mungkin ini masih cinta monyet, yang akan memudar seiring berjalannya waktu. Dan suatu saat kelak, aku akan benar-benar jatuh cinta di tingkat yang lebih serius dengan wanita lain.

Nyatanya perkiraanku salah. Walaupun udah bekerja aku sempat berpacaran dengan wanita lain ( DIAN ), aku tetap meletakkan kenangan akan CITRA dalam hatiku. Singkat cerita, saat aku Berangkat kerja, aku bertemu lagi dengan citra.

Takdir tersebut membawaku pada rahasia yang terpendam. Hatiku kembali berdetak, kembali merasakan indahnya jatuh cinta hanya dengan menatap kedua matanya. Perasaan yang tidak pernah aku rasakan dengan dian.

Beberapa kali kami berpapasan di jalan yang sama, Dia masih citra yang ramah dan suka menyapa. Hubungan kami tetap dekat, tapi tetap saja, tidak ada keberanian untuk mengungkapkan rasa cintaku padanya. Bagaimana aku bisa menyatakan perasaanku, ada Dian yang masih menjadi pacarku. Egois memang, aku bahkan sering merasa bersalah pada Dian, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku. Jika saja Citra mengajakku untuk jadi kekasihnya, atau bahkan suaminya, aku tidak akan menolak.

Sayangnya, takdir yang mempertemukan kami harus berakhir. Suatu hari, di sebuah musim penghujan di akhir bulan Desember, Citra mengalami kecelakaan,dia tertabrak mobil Dan kepalanya terbentur keras menghantam trotoar, dan 1 minggu dia dirawat di UGD, tetapi allah berkehendak lain,,dan nyawanya tidak tertolong,Dia pergi untuk selama-lamanya.

Duniaku hancur,

setiap inci tubuhku menjerit akan kepergiannya,

aku bahkan tidak bisa lagi merasakan sakitnya hatiku,

seolah ada bagian tubuhku yang hilang,

jika diibaratkan, aku bagai guci yang pecah berkeping-keping.

Aku hadir dalam pemakamannya.
Aku hadir dalam setiap acara doa yang dilakukan keluarganya setiap malam.

Di duka yang teramat sangat, ibu Citra memintaku untuk menemaninya, setelah para tamu pulang."Mas, Mas kamu temannya Citra yang namanya Adrian kan?" ujar wanita tua itu. Aku bisa melihat ada duka mendalam di balik senyumnya.

Aku mengangguk, lalu wanita itu mengajakku ke sebuah ruangan, yang menurutnya adalah kamar Citra.

Wanita itu menceritakan sebuah rahasia yang tidak aku ketahui. "Anak ibu.. Citra, dia pernah bilang bahwa dia suka dengan Adrian, cinta," lanjutnya.

Detik demi detik berlalu, aku mendengarkan pengakuan ibu Citra bahwa putrinya ternyata memendam rahasia. Ternyata selama ini Citra melakukan hal yang sama denganku, diam-diam merahasiakan perasaannya. Bahkan sejak masih di bangku SMA.

"Waktu itu Citra pernah bilang, sekarang citra sudah punya pacar, mungkin harus menunggu nak citra putus dulu, baru dia berani jujur," lanjut ibu citra dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Aku tidak bisa menahan air mataku, aku menangis di di bawah kaki ibu Citra. Aku menangis hingga dadaku terasa ingin meledak.

Aku menyesal,

sangat menyesal.

Aku tidak sempat mengatakan bagaimana perasaanku padanya.

Hingga detik ini, penyesalan itu masih ada.
Masih mengganjal di dalam lubuk hatiku yang terdalam.
Rasanya bahkan jauh lebih berat dibandingkan saat Citra masih hidup.

Kau bisa mendengar doa-doaku tiap malam, CITRA?

Aku merindukanmu.

NOTES ;

(¸.•¨¯`* Jodoh,  rezeki,  maut, adalah rahasia-Nya, namun apabila kita tidak mengupayakannya maka Jodoh dan rezeki itu tidak akan pernah datang kepada kita. maka jemputlah jodohmu. Sebab jodohmu adalah rezekimu, namun rezekimu bukan merupakan jodoh.

(¸.•¨¯`*  Jika  jodoh datang menghampirimu dan merasakan dia selalu bersemayam di hati kita, maka dekatkanlah dan eratkanlah jodohmu itu, panggil dan sapalah dia. Sebab Allah telah memilihkan jodohmu untuk dia. Wanita yang baik pastilah mendapatkan pria yang baik,, begitu pula sebaliknya ! 

(¸.•¨¯`* Jangan kedepankan rasa egomu sebab Allah murka dengan egomu, sehingga setan dan iblis pun dengan senang hati menyelimuti hatimu sehingga membuat egomu menjauhkan jodohmu sendiri. 

(¸.•¨¯`* Tidak ada kamus dalam kehidupan jika seorang wanita harus terlebih dahulu menghubungi si dia, maka harkat dan martabatnya akan jatuh, begitu pula sebaliknya tidak ada nilai kelebihan jika seorang pria menghubungi wanita terlebih dahulu. Namun semuanya tergantung pada individu masing-masing...! Mau dilihat dari sudut pandang yang bagaimana sehingga harkat dan martabat kita jatuh, malu, dan merendahkan diri dihadapan orang lain...!!

(¸.•¨¯`*   Penyesalan selalu datang terlambat, jika penyesalan datangnya di depan maka manusia tidak akan pernah tahu bagaimana pengorbanan, bagaimana bentuk perjuangan, bagaimana bentuk derita, dan bagaimana rasanya sakit hati, dan bagaimana bentuk ujian dan cobaan ditimpakan kepadanya...

(¸.•¨¯`*   Hidup itu indah apabila kita saling mencintai, namun keindahan tak akan sempurna jika keduanya atau salah satu di antaranya hanya memendam perasaan saja.

(¸.•¨¯`*  Kunci kebahagiaan yang khakiki adalah munculnya naluri kejujuran setiap insan.

(¸.•¨¯`*  Putus cinta emang udah biasa, namun cinta terpendam tersiksa sampai mati...

(¸.•¨¯`* Kisah ku di atas setidaknya menginsipirasi kalian, bagaimana usaha kita dalam menjemput jodoh. 

(¸.•¨¯`* Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding menyimpan perasaan mendalam pada seseorang. Pengakuan itu belum sempat terucap, tetapi dia yang aku cintai sudah pergi selamanya. Dia pergi tanpa tahu bahwa aku mencintainya.

. Salam santun sahabat pena .

Cr> admin