Mengajar matematika perlu ada kreasi agar siswa tidak cepat bosan.
Menciptakan suasana kelas yang menggembirakan dan kita guru harus peka
terhadap situasi peserta didik, bila perlu kita membuat lucu agar
mereka tidak merasa beban menghadapi materi matematika yang begitu
sulit. Ketika kita mendapat jadwal jam siang, maka kita membuat mereka
senang dengan cerita- cerita lucu, apalagi kalau ada PR jangan langsung
suruh siswa untuk mengerjakan di papan tulis, apalagi jangan sekali-kali
secara otoriter menyebut nama siswa untuk maju kerja dipapan tulis
untuk mengerjakan PR itu.
Tetapi setelah mereka sudah kita disegarkan dengan lelucon atau certa
lucu, baru kita secara demokrasi minta siapa yang mau mengerjakan
dipapan tulis dan ketika tdak ada yang berani maju, maka kita harus
bahas bersama dengan mereka. Sebab ketika kita selalu otoriter setiap
ada PR anak disuruh kerja dipapan tulis, maka siswa yang belum bisa
kerja atau bahkan tidak kerja sama sekali PRnya, bisa saja ada siswa
yang tidak datang sekolah alasan sakit, pada hal bukan sakit.
Oleh sebab itu menjadi guru matematika harus lebih banyak santai
walaupun matematika itu harus serius, tetapi bagaimana kita membuatnya
menjadi tidak membebani parasaan siswa. Makanya penulis mengistilahkan,
mengajar matematika itu jangan kita mengajar siswa untuk mengerti
matematika tetapi kita mengajar siswa untuk mengetahui matematika.
Sebab kalau kita mengajar matemattika untuk mengerti kecuali untuk anak
yang sudah bakat dan minat matematika, itupun masih meragukan karena
kembali kepada penampilan kita dalam menyajikan materinya dan metode
yang kita gunakan, menggunakan metode yang tepat pasti berhasil.
Mengajar matematika ketika menjelaskan penyelesaian soal tidak boleh
secara sempurnah harus kita memberikan penasaran kepada siswa supaya
mereka mempunyai usaha untuk mencari sampai bisa benar.Mengajar
matematika hindarkan emosi atau marah kepada siswa yang tidak bisa
menyelasaikan soal dengan benar, karena hal ini sangat berpengaruh
terhadap mental siswa untuk selanjutnya dan bisa mempengaruhi minat
belajar siswa kurang.
Mengajar matematika harus mampu untuk menguasa diri dalam hal emosional,
harus lebih banyak mengajak anak didik dan jangan sekali-kali guru
matematika merasa dendam dengan anak didik. Guru matematika harus lebih
banyak memberikan kesejukan kepada anak didik, jadikanlah mereka teman
belajar sehingga merekapun tidak menganggap perasaan, mereka pasti
selalu berusaha untuk belajar mengerti matematika.