Jumat, 29 Mei 2015

🍃KISAH INSPIRATIF MAHASISWA LIPIA🍃

Wajahnya pucat, ia merogoh-rogoh kantong, tidak ada, kemana? Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, hapenya hilang. Perkenalkan tokoh utama kita, seorang mahasiswa LIPIA yang sedang panik diantara ribuan pengunjung kebun binatang Ragunan.

Keningnya mengkerut, "Kira-kira jatuh dimana ya?" Berpikir lamat-lamat. Astagfirullah, di masjid! Ya, satu-satunya kemungkinan adalah di masjid. Beberapa menit yang lalu, ia menunaikan shalat dzuhur disana. Setelah berbicara dengan dua orang teman yang berjalan di depannya, mereka sepakat untuk balik ke masjid. Jika antum pergi ke ragunan pada hari libur, antum pasti mengerti, dengan keramaian yang luar biasa banyak seperti ini, sangat kecil kemungkinan hape itu masih ada. Tapi, apa salahnya mencari?

Sesampainya disana, mencari sana-sini, memeriksa setiap jengkal lantai, tapi sungguh sayang, hasilnya nihil.
"Coba hubungi pakai hape antum, Akh." Katanya kepada dua orang temannya.
"Sudah, tapi tak diangkat."
"Terus coba. Sampai diangkat."
Nah, disinilah inti dari cerita ini, sementara dua temannya sibuk menelpon ke nomor hape yang hilang tadi, ia sendiri langsung menuju jeding, mengambil air wudhu, kemudian shalat dua rakaat dengan tenangnya. Selepas salam, kepanikan yang sedari tadi menggantung diwajahnya sekonyong-konyong menguap. Jika antum hadir waktu itu, antum tak akan mengira dia sedang ditimpa musibah.

Dan Allahu akbar! setelah puluhan kali mencoba menelpon, ini benar-benar ajaib, karena bertepatan dengan salam tadi, panggilan itu tersambung. Seseorang di seberang sana, entah siapa, "Hapenya sama saya, silahkan diambil di pintu gerbang parkiran selatan. Saya tunggu" Ujarnya.

Hari itu, sungguh Allah telah menunjukkan kekuatan sebuah doa, kedahsyatan dua rakaat shalat. Alhamdulillah hapenya kembali tanpa gores sedikitpun.

Kita harus mengambil teladan dari ikhwan ini, ketika musibah datang melanda, segerakan diri mengambil air wudhu, bergegas berdoa penuh harap, penuh takjim, dalam balutan rakaat shalat. Mau bagaimanapun besarnya masalah kita, ketahuilah! Allah jauh lebih besar.

Kesulitan mengingat muqorror misalnya, shalatlah. Sulit mendapatkan jodoh, shalatlah. Mukafaah telat turun, shalatlah. Orang terdekat kita sakit, shalatlah. Bukankah saat paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya saat dahi menyentuh tanah?

Antum tahu? Rasulullah apabila ditimpa kesusahan beliau segera shalat dan sujud, dan apabila dunia terasa sempit, beliau akan berseru: "Ya bilal, arihna bis solah." (Sohih Abu Dawud)

Nah, ikhwan tadi sudah mencobanya dan berhasil. Kita kapan? Pernahkan kita ketika ditimpa musibah, hal pertama yang kita ingat adalah Allah? Pernahkah?

*Febriawan Jauhari
Temukan kami @KIMenulis

Bagikan yuk! Agar lebih banyak yang mengambil manfaat. Ad-dallu alal khoir ka fa'ilihi ☺